Tuesday 2 December 2014

15 Strategi Presentasi Ala Stave Jobs



1. Rencanakan dalam Bentuk Analog

Setiap presentasi Steve Jobs memiliki semua elemen dari sebuah film box office. Pahlawan dan penjahat, tampilan visual yang menakjubkan dan sebuah peran pendukung. Dan, seperti sutradara film, Steve Jobs menggunakan storyboard untuk menentukan plot presentasinya. Sebelum Anda menggunakan menggunakan perangkat digital dan membuka PowerPoint (atau Keynote untuk pengguna Macintosh), ambillah waktu untuk brainstorming, menggambar sketsa, atau menggunakan whiteboard. Ingatlah, inti dari teknik presentasi adalah Anda menghantarkan sebuah cerita kepada audiens. Slide hanya berfungsi untuk melengkapi cerita Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 1 : Rencanakan dalam Bentuk Analog
2. Fokus pada Manfaat.
Pendengar Anda menanyakan pada dirinya sendiri satu pertanyaan: mengapa saya harus peduli? Steve Jobs menjual manfaat di balik setiap produk atau fitur baru – dan dia menerangkannya dengan sangat jelas. Mengapa membeli iPhone 3G? Karena “iPhone 3G dua kali lebih cepat dengan harga setengahnya.” Apa yang begitu hebat pada Time Capsule? ”Semua foto, video, dan dokumen Anda yang tak tergantikan terlindung secara otomatis dan mudah untuk didapatkan kembali jika mereka hilang.” Teknik presentasi ala Steve Jobs ini juga tercermin dalam situs web Apple yang juga terus berfokus pada manfaat misalnya dengan menampilkan artikel “10 Alasan Mengapa Anda Akan Jatuh Cinta Pada Mac.” Tak ada yang peduli dengan produk atau layanan Anda. Mereka hanya peduli tentang bagaimana produk atau jasa Anda akan memperbaiki kehidupan mereka. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 2 : Fokus pada Manfaat
3. Jual Mimpi, Bukan Produk

Steve Jobs tidak menjual komputer. Dia menjual janji akan dunia yang lebih baik. Dalam presentasinya, Steve Jobs bak seorang penginjil sejati yang didorong oleh semangat mesianis untuk menciptakan pengalaman baru. Ketika Jobs memperkenalkan iPod pada tahun 2001, ia berkata, “Dengan cara kecil kami sendiri, kami akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.” Ketika kebanyakan orang melihat iPod hanya sebagai pemutar musik, Jobs mempresentasikannya sebagai alat untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Tentu saja tetaplah penting untuk memiliki produk yang hebat. Tapi gairah, antusiasme, dan perasaan akan tujuan yang lebih besar daripada produk yang sebenarnya akan membuat Anda dan perusahaan Anda menonjol dibandingkan kompetitor Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 3 : Jual Mimpi, Bukan Produk.
4. Buat Judul yang Twitter Friendly
Bisakah Anda menggambarkan produk atau layanan Anda dalam 140 karakter? Steve Jobs menciptakan judul atau deskripsi untuk setiap produk dan setiap judul itu dapat dengan mudah masuk di posting Twitter. Misalnya, ketika Jobs memperkenalkan MacBook Air pada Januari 2008, ia menggambarkannya dengan frase: “notebook tertipis di dunia.” Satu kalimat itu berbicara banyak hal. Steve Jobs akan memberikan detail produknya dalam presentasinya dan dalam situs web Apple, tetapi ia menentukan satu kalimat positioning untuk setiap produknya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 4 : Buat Judul yang Twitter Friendly.
5. Tentukan Tokoh Antagonis
Dalam cerita-cerita klasik, superhero selalu berkelahi dengan penjahat. Hal yang sama berlaku dalam teknik presentasi Steve Jobs. Pada tahun 1984, penjahatnya adalah IBM yang dikenal sebagai “Big Blue”. Sebelum Jobs memperkenalkan iklan televisinya yang terkenal pada tahun 1984 kepada sekelompok tenaga penjualan Apple, ia menciptakan sebuah cerita yang dramatis di sekitarnya. ”IBM menginginkan segalanya,” kata Jobs. Apple akan menjadi satu-satunya perusahaan yang berani mencegahnya. Cerita itu sangat dramatis dan orang-orang menjadi tergila-gila pada Apple. Pakar branding Martin Lindstrom mengatakan bahwa merek besar dan agama memiliki sesuatu yang sama: ide menaklukkan musuh bersama. Menciptakan tokoh penjahat memungkinkan audiens untuk bergerak bersama sang superhero: produk Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 5 : Tentukan Tokoh Antagonis.
6. Gambarkan Peta Jalannya

Steve Jobs memberikan batasan cerita (outline) pada awal setiap presentasinya. Dalam sebuah acara musik pada tanggal 9 September 2009, Jobs mengatakan kepada penonton bahwa dia akan berbicara tentang tiga produk: iPhone, iTunes, dan iPod. Sepanjang presentasi ia selalu memberikan penanda-penanda verbal untuk membantu pendengar mengikuti alur ceritanya. Misalnya setelah ia selesai menjelaskan tentang iPhone ia berkata, “iPhone. Hal pertama yang saya ingin bicarakan hari ini. Sekarang, mari kita beralih ke yang kedua, iTunes.” Penanda verbal menjaga pendengar supaya tetap berada di jalur ceritanya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 6 : Gambarkan Peta Jalannya.
7. Buat Slide Visual
Produk-produk Apple mudah digunakan karena mereka menghilangkan kerumitan. Itu adalah filosofi desain yang juga berlaku untuk setiap teknik presentasi Steve Jobs. Tidak ada bullet point dalam presentasinya. Sebaliknya Jobs menggunakan foto dan gambar. Ketika rata-rata slide PowerPoint memiliki 40 kata, sulit untuk menemukan tujuh kata pada 10 slide presentasi Steve Jobs. Teknik presentasi ini didasarkan pada gagasan bahwa informasi lebih efektif diingat ketika teks dan gambar digabungkan. Misalnya, ketika Steve Jobs meluncurkan Macbook Air, laptop ultra-tipis Apple, ia menunjukkan slide gambar yang memperlihatkan Macbook Air masuk dengan pas ke dalam sebuah amplop manila. Sebuah gambar yang bernilai seribu kata. Steve Jobs pernah berkata, “Simplicity is the ultimate sophistication.” (Kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi.) Jadilah canggih. Jagalah supaya tetap sederhana. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor  7 : Buat Slide Visual.
8. Patuhi Peraturan 10-Menit

Para ilmuwan syaraf telah menemukan bahwa otak menjadi lelah setelah 10 menit presentasi. Dengan kata lain, tidak peduli seberapa menariknya pembicara, penonton akan cenderung menjadi abai setelah sekitar 10 menit. Presentasi Steve Jobs berlangsung sekitar 1,5 jam, tapi setiap 10 sampai 15 menit, ia mengistirahatkan presentasinya dengan video, demonstrasi atau pembicara tamu. Dia tidak memberikan waktu kepada pendengarnya untuk menjadi bosan. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 8 : Patuhi Peraturan 10-Menit.
9. Buatlah Angka Menjadi Mudah Dibayangkan
Dalam setiap presentasi Apple, angka-angka dimasukkan ke dalam konteks untuk menerangkan maknanya pada audiens. Pada 9 September 2009, Wakil Presiden Apple Phil Schiller mengatakan bahwa 220 juta iPod telah terjual hingga saat itu. Dia menempatkan jumlah tersebut ke dalam konteks dengan mengatakan bahwa hal itu mewakili 73% dari pasar. Dia menjelaskan lebih jauh lagi — sekaligus memberikan sebuah pukulan jab pada kompetitor — dengan mengatakan bahwa Microsoft (MSFT) tertinggal jauh di belakang dengan pangsa pasar hanya 1% nya. Schiller belajar teknik presentasi ini dari bosnya, Steve Jobs yang selalu menempatkan angka-angka ke dalam konteks yang mudah dibayangkan pendengarnya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 9 : Buatlah Angka Menjadi Mudah Dibayangkan.
10. Gunakan Kata-kata yang Sederhana

Steve Jobs menggambarkan kecepatan 3G pada iPhone terbaru dengan kata “amazingly zippy.” Ketika kebanyakan presenter bisnis menggunakan kata-kata yang terlalu teknis, tidak jelas, atau membingungkan, bahasa Jobs sangatlah sederhana. Dia jarang, jika memang pernah, menggunakan jargon yang menutupi inti presentasi seperti “best of breed” atau “synergy.” Bahasanya sederhana, jelas, dan langsung. CEO legendaris General Electric (GE) Jack Welch pernah berkata bahwa seorang manajer yang merasa tidak nyaman dalam presentasinya biasanya menciptakan kompleksitas untuk bermain aman. Pancarkan keyakinan: berbicaralah dengan sederhana. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 10 : Gunakan Kata-kata yang Sederhana.
11. Berbagi Panggung

Steve Jobs sangat identik dengan Apple tetapi presentasinya jarang menjadi one man show. Jobs selalu berbagi panggung dengan mitra bisnis, musisi, dan karyawannya. Pada bulan Oktober 2008, Jobs mengundang kepala desain Apple, Jonathan Ive, untuk memberikan kepada penonton sebuah tutorial tentang bagaimana Apple menciptakan sebuah body notebook Apple dari selembar aluminium. Jobs dapat memberikan informasi itu sendiri, tapi ia memberikan panggungnya kepada orang lain yang memiliki peran atau perspektif yang unik. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 11 : Berbagi Panggung.
12. Gunakan Alat Peraga

Selain latar belakang visual/slide presentasi yang menakjubkan, Steve Jobs menggunakan alat peraga untuk bercerita. Setelah memperkenalkan produk atau fitur baru, Jobs sering duduk di depan komputer atau mengambil iPhone dan menunjukkan cara kerjanya. Ini adalah demonstrasi yang sederhana, tetapi seringkali sangat dramatis. Ketika Jobs memperkenalkan Macintosh pada tahun 1984, dia berjalan ke tengah panggung yang gelap dan perlahan-lahan menarik komputer dari dalam tas hitam. Dia menarik sebuah floppy disk dari sakunya, perlahan-lahan dimasukkan ke dalam komputer, dan berjalan pergi dengan komputer hidup kembali. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 12 : Gunakan alat peraga.
13. Rencanakan Sebuah Momen yang Menakjubkan

Selalu ada satu momen dalam presentasi Steve Jobs yang merupakan momen yang menakjubkan, satu bagian dari presentasi yang akan dibicarakan oleh setiap orang. Momen menakjubkan ini benar-benar dipersiapkan skripnya jauh-jauh hari. Misalnya ketika Jobs meluncurkan MacBook Air, laptop super tipis dari Apple, ia mengambil laptop Macbook Air itu dari dalam sebuah amplop kertas yang biasa digunakan di kantor untuk menunjukkan betapa tipisnya laptop itu. Ini adalah sebuah momen dalam acara Macworld 2008 yang selalu diingat oleh semua orang. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 13 : Rencanakan Sebuah Momen yang Menakjubkan.
14. Praktek. Banyak-banyak Praktek.

Steve Jobs menghabiskan waktu berjam-jam untuk melatih setiap segi presentasinya. Setiap slide ditulis dengan hati-hati, setiap presentasi dipentaskan seperti sebuah penampilan teater. Steve Jobs membuat presentasinya terlihat mudah dan alami, tapi presentasi cemerlang itu adalah hasil dari berjam-jam praktek yang melelahkan. Saya tidak percaya Steve Jobs adalah seorang presenter alami. Jika Anda menonton klip video dari presentasinya 20 tahun lalu, Anda akan melihat bahwa kemampuannya meningkat secara signifikan setiap dekade. Steve Jobs tahun 1984 memiliki banyak karisma tetapi Steve Jobs tahun 1997 adalah pembicara yang jauh lebih mengkilap. Steve Jobs yang memperkenalkan iPhone pada tahun 2007 bahkan lebih baik lagi. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 14 : Praktek. Banyak-banyaklah Praktek.
15. Memakai Pakaian yang Tepat
Steve Jobs bisa saja memakai kaos turtleneck hitam, celana jeans biru, dan sepatu lari karena, sederhana saja, ia telah sampai pada posisi dimana ia berhak untuk berpakaian seperti yang dia inginkan. Tapi gaya berpakaian Steve Jobs ternyata juga sangat sesuai untuk setiap konsumen produk-produk Apple: kasual dan sophisticated. Pada prinsipnya, berpakaianlah dengan baik dan sesuai dengan audiens Anda. Jangan buat orang memalingkan diri dari Anda sebelum Anda berbicara hanya karena cara Anda berpakaian buruk ! Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 15 : Pakailah Pakaian yang Tepat.
Satu hal lagi dalam teknik presentasi ala Steve Jobs: Bersenang-senanglah!
Steve Jobs membuat setiap presentasi tampak sangat menyenangkan. Pada presentasi acara Macworld di bulan Januari 2007, alat presentasi Jobs error sehingga gagal memajukan slide. Bukannya kebingungan, Jobs berhenti sebentar dan menceritakan sebuah cerita lucu tentang saat ketika ia dan “Woz” (co-founder Apple Steve Wozniak) membangun sebuah perangkat pengacau sinyal TV dan bersenang-senang mengacaukan sinyal TV di asrama Wozniak di UC Berkeley. Setelah slide presentasinya selesai diperbaiki, Jobs melanjutkan presentasinya seolah-olah semuanya telah direncanakan. Dia tersenyum, tertawa, dan tampaknya benar-benar menikmati dirinya di atas panggung.
Itulah teknik presentasi ala Steve Jobs. Gunakan teknik presentasi ini untuk membuat diri Anda menonjol di perusahaan Anda atau bahkan membuat perusahaan Anda sendiri menonjol di antara kompetitor.

3 Cara Berbeda untuk Memulai Startup Oleh Bill Gates, Mark Zuckerberg & Steve Jobs

 

Kita semua mengenal Microsoft, Facebook, dan Apple, tiga raksasa teknologi yang mengubah dunia teknologi dan budaya digital. Apa kesamaan dari ketiga perusahaan tersebut? Mereka awalnya didirikan oleh sekelompok anak muda yang mendirikan Startup (perusahaan baru) dengan kerja keras dan inovasi sehingga menjadi seperti saat ini. Menariknya walaupun kisah sukses Bill Gates, Mark Zuckerberg dan Steve Jobs tampak mirip, namun mereka punya cara dan sudut pandang berbeda untuk memulai Startup.
Saya tergugah ketika membaca wawancara Bill Gates, dimana pada dasarnya beliau berkata ada banyak cara untuk memulai ide, seperti kata pepatah, ada banyak jalan menuju roma.
Ketika ditanya apa ‘kemiripan’ Bill dengan Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook, Bill Gates mengatakan “Saya [Bill] memulai dengan arsitektur, Mark Memulai dengan produk, Steve Jobs memulai dengan estetika (keindahan)”. Dengan singkat Bill telah mendeskripsikan perbedaan mendasar apa yang mendorong mereka membuat Startup.
Dalam satu kesempatan Bill berkata Mark Zuckerberg menyerupai Product Manager yang memperhatikan antarmuka, sedangkan Bill adalah tipe pekerja yang suka ‘ngoding’ dan terjun langsung ke teknis. Steve Jobs menganggap dirinya adalah artis alias seniman, teknologi menurut beliau adalah karya seni.
Menarik melihat perjalanan ketiga entrepreneur tersebut dengan jalan yang berbeda namun menghasilkan kesuksesan yang sama, jika anda sedang membangun Startup atau bekerja di bidang teknologi ini bisa menjadi inspirasi.
1. BIll Gates: Memulai dengan Bekerja, Maju dengan Berbisnis
Bill memulai MIcrosoft bersama temannya Paul Allen. Kesuksesan pertama mereka berhasil mencaiptakan bahasa pemograman BASIC untuk komputer Altair pada saat itu, Bill pernah berkata beliau dan Paul Allen bahkan sampai begadang berminggu-minggu ‘ngoding’ untuk menyempurnakan bahasa pemograman.
Batu loncatan bagi Microsoft adalah ketika mereka bekerjasama dengan IBM untuk membuat sistem operasi, menariknya alih-alih membuat dari nol mereka membeli program yang sudah ada bernama DOS dan sedikit memodifikasi, kemudian dijual ke IBM. Disinilah strategi berbisnis Bill Gates berperan, alih-alih menjual secara lepas, Bill mengajukan kerjasama dengan sistem pembayaran lisensi, dimana Microsoft mendapat bagian dari setiap PC IBM yang terjual.
Bill meganggap dirinya sebagai arsitek dimana dia membuat sistem operasi sebagai pondasi yang dapat di-install berbagai aplikasi. Berbeda dengan Steve Jobs, beliau tidak tertarik menjual komputer fisik, hanya fokus kepada software. Visi beliau adalah ‘satu komputer untuk setiap orang’, secara langsung menjelaskan bahwa penjualan adalah fokus utama perusahaan yang kini dipimpin oleh Satya Nadella tersebut.
2. Mark Zuckerberg: Seorang Product Manager
Menarik melihat kisah Mark Zuckerberg mendirikan perusahaan Facebook (yang kemudian difilmkan dengan judul The Social Network), karena Mark tidak memiliki rencana untuk membuat perusahaan. Dia memulai dengan membuat produk yang dia inginkan, pada saat itu dia membuat website Facemash, situs yang menampilkan dua foto wanita dan user memilih satu yang dianggap paling menarik. Berangkat dari kepopuleran Facemash, dia membuat website Facebook (awalnya bernama The Facebook) yang kini menjadi jejaring sosial terpopuler.
Jelas terlihat Mark memulai dengan membuat produk hasil idenya. JIka Bill Gates fokus kepada satu aspek saja, yaitu sistem operasi namun dia tidak mengendalikan hardware, Mark Zuckerberg lebih seperti ‘Product Manager’, dia mengontrol dari mulai antarmuka, fungsi, hingga pengguna.
Microsoft memulai dengan mengembangkan bisnis, sedangkan Facebook memulai dengan membuat produk. Menariknya pada Oktober 2007 raksasa Microsoft menyuntikan dana investasi dengan membeli 1,6% saham Facebook seharga $ 240 juta.
3. Steve Jobs: Idealis, Seniman, dan Perfeksionis
Steve Jobs merupakan sosok yang sangat unik dan tidak biasa. Beliau merupakan sosok jenius dibalik kesuksesan Apple. Namun Steve Jobs tidak menggap dirinya sebagai pakar teknologi atau Nerd (kutu buku) seperti tokoh teknologi pada umumnya. Melainkan dia menggap dirinya sebagai artis alias seniman yang mengganggap teknologi sebagai salah satu bentuk seni dan juga ‘alat’. Tidak hanya itu, mungkin Steve adalah sosok paling idealis di Silicon Valley.
Jika pengusaha muda pada umumnya memulai dengan bertanya “bagaimana membuat teknologi baru?”, atau “bagaimana membuat fitur yang unik?”, Steve Jobs terkenal dengan kata-katanya: “Bagaimana kita dapat membuat dunia menjadi lebih baik?”. Sudut pandang ini berbeda jauh dengan Microsoft, bahkan Bill Gates mengatakan Steve memulai dengan astetik atau keindahan, layaknya seorang musisi atau pelukis, bisnis menjadi aspek nomor 2 (namun tetap penting) bagi Steve Jobs, ‘rasa’, keindahan dan kesenangan pada suatu produk menjadi fokus utama.
Hal ini terlihat jelas pada produk Apple seperti iPhone, iPad dan MacBook, terbuat dari material kualitas terbaik dengan desain kelas dunia. Jika kebanyakan produsen gadget mengutamakan fitur dan fungsi Apple mengutamakan keindahan dan ‘kenikmatan’ pada produknya. Apple membuktikan produk papan atas dan berbeda dari yang lain dapat sukses di pasaran, kini Apple merupakan perusahaan dengan harga saham termahal di dunia.